KABAR BATANG - Thalasemia merupakan penyakit kelainan darah merah yang diturunkan dari kedua orangtua kepada anak dan keturunannya. Seperti dikutip dari laman Kemenkes bahwa penyakit ini disebabkan karena berkurangnya atau tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin utama manusia, hal ini menyebabkan eritrosit mudah pecah dan menyebabkan pasien menjadi pucat karena kekurangan darah (anemia).
Di Kabupaten Batang sendiri menurut data dari Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalasemia Indonesia (POPTI) Batang, di Kabupaten Batang terdapat 40 penderita Thalassemia.
Memperingati Hari Thalassemia Sedunia tiap tanggal 8 Mei, Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalasemia Indonesia (POPTI) Batang bersama pemerintah setempat terus berupaya mengajak masyarakat ikut peduli terhadap derita para penyandang penyakit tersebut.
Baca Juga: Fokus Stunting di Kabupaten Batang, Pemkab Serukan Peningkatan Pelayanan di Puskesmas dan RSUD
Sementara itu, Dokter Spesialis Anak RSUD Batang Tan Evi Susanti memastikan, Pemkab Batang terus melakukan upaya dan sosialisasi intensif kepada masyarakat untuk mendukung terwujudnya Zero Thalassemia.
“Thalasemia itu penyakit bawaan, tapi tidak menular. Pencegahannya usahakan tidak menikah dengan sesama pembawa Thalassemia,” jelasnya.
Thalassemia terdiri dari dua jenis, yakni Thalasemia Mayor yang mengharuskan penyandangnya mendapatkan transfusi darah seumur hidupnya. Dan Thalasemia Minor yang hanya sebagai pembawa.
“POPTI terus berupaya mendampingi 40 penyandang Thalasemia di Kabupaten Batang. Bagi Netty Wijayanti amanat sebagai Ketua POPTI, bukan sekadar jabatan, melainkan sebuah tugas mulia untuk mengajak para penyandang Thalassemia memiliki semangat hidup, ditengah rutinitas yang kadangkala menjenuhkan,” terangnya.