Benarkah Nikah Muda Memicu Banyaknya Kasus Stunting, Berikut Fakta Sebenarnya Menurut Kepala BKKBN

- 18 Juli 2022, 20:00 WIB
Berikut klarifikasi kepala BKKBN Hasto Wardoyo tentang nikah muda penyebab stunting di Indonesia
Berikut klarifikasi kepala BKKBN Hasto Wardoyo tentang nikah muda penyebab stunting di Indonesia /Muhammad Faiz/

TENTANGBATANG.COM - Akhir-akhir kasus stunting kembali mendapat sorotan publik karena adanya penemuan beberapa kasus yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Disinyalir banyaknya kasus stunting ini berkaitan dengan maraknya nikah muda di kalangan remaja di Indonesia saat ini.

Seperti yang diutarakan oleh Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr (H.C), dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K). bahwa pernikahan usia muda menjadi salah satu faktor penyebab stunting di Indonesia.

Hal tersebut disampaikan oleh Hasto Wardoyo saat menjadi narasumber dalam Klarifikasi Forum Pimred Pikiran Rakyat Media Netwok (PRMN) bertajuk "Nikah Muda Bikin Anak Stunting," Rabu, 13 Juli 2022.

Baca Juga: 9 Tanda Yang Menunjukkan Seseorang Tidak lagi Mencintai Pasangannya, Apakah Pasangan Kalian Salah Satunya?

"Secara total, stunting ini kan 24,4 persen. Kalau kita lihat mereka yang menikah dan hamil di bawah empat belas tahun sekarang ini rata-rata 22/1000, dari situ saya kira angka bisa dicari padanannya," ungkap Hasto Wardoyo.

Tapi benarkah pernikahan dini atau nikah di usia muda menjadi penyebab terbesar dari banyaknya kasus stunting atau gizi buruk di Indonesia saat ini?

Kalau kita melihat data yang dikeluarkan oleh stunting.go.id sebenarnya dari tahun ke tahun sampai terakhir data yang dirilis adalah 2020, angka stunting di Indonesia selalu mengalami penurunan terakhir pada 2020 terdapat 26,29% dari angka 30,8% pada tahun 2018.

Pemerintah sendiri menargetkan pada tahun 2022 ini penurunan stunting di Indonesia setidaknya menyentuh 3% seperti yang disampaikan Wapres saat saat memimpin Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Pusat di Istana Wapres, Jl. Medan Merdeka Selatan No. 6 Jakarta Pusat, Rabu (11/05/2022). “Prevalensi stunting tahun 2022 harus turun setidaknya 3% melalui konvergensi program intervensi spesifik dan sensitif yang tepat sasaran, serta didukung data sasaran yang lebih baik dan terintegrasi, pembentukan TPPS dan (penguatan) tingkat implementasinya hingga di tingkat rumah tangga melalui Posyandu,” tegas Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin

Berikut data prevelansi stunting di Indonesia dikutip dari stunting.go.id

Halaman:

Editor: Muhammad Faiz


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x