Pada masa kejayaannya, Kerajaan Kanjuruhan merupakan sebuah kerajaan yang bercorak hindu beraliran syiwa.
Kerajaan Kanjuruhan berada di antara Sungai Brantas dan Sungai Metro. Daerah tersebut saat ini bernama Dinoyo, Merjosari, Tlogomas, dan Ketawanggede, Kecamatan Lowokwaru, Malang, Jawa Timur.
Baca Juga: Menjawab Tantangan Zaman dan Perkembangan Usaha, Forkasiba Kenalkan Dunia Wirausaha ke Pelajar
Sekitar abad ke-7, Malang merupakan sebuah daerah terintegrasi yang cukup maju di zamannya.
Ditemukannya Prasasti Dinoyo, yang merupakan prasasti tertua di Jawa Timur, memberi arti penting mengenai sejarah Malang.
Di zaman tersebut, tradisi penulisan prasasti sudah dikenal punggawa Kanjuruhan. Kala itu dipimpin oleh "putra" Dewa Simba dengan nama Gajayana.
Baca Juga: Rumah Produksi Visinema Pictures Tempuh Jalur Hukum atas Pembajakan Film Mencuri Raden Saleh
Penemuan prasasti pada abad 7 ini digunakan sebagai hari peringatan Kabupaten Malang, yang saat ini sudah berusia 1.249 tahun.
Kerajaan Kanjuruhan berkembang pesat di era pemerintahan Raja Gajayana. Tak hanya pemerintahan, bidang ekonomi, sosial, seni hingga budaya juga berkembang.
Nama Kanjuruhan berasal dari kata Juruh, yang berarti getah enau. Penamaan ini mempunyai arti simbolik. Sebab Kerajaan Kanjuruhan masih ada kaitannya dengan Kerajaan Bogor Pradah (pohon enau bersalut emas) milik sang ayahanda.